Selamat datang di blog yang banyak membahas seputar seni dan seni itu sendiri

Blog ini merupakan blog yang berisi tentang tulisan dan ulasan mengenai lika-liku perjalanan mengabdi pada negara.Ulasan tentang belajar dan materi ajar yang tentunya diambil dari berbagai sumber,untuk kepentingan "Anak Bangsa"
Recent Posting :
Grab this

Selasa, 29 November 2011

Pewarnaan Dengan Pewarna Kimia



     
           Zat pewarna Kimia
1.       A. Napthol, terdiri dari 2  bagian:
•napthol
•garam (diazo)

1.Proses pewarnaan
a.       Zat warna napthol, Standar pewarnaan untuk 1 m kain dengan campuran :
• 5 gr napthol as ….
• 2 gr tro (turkis red oil)
• 2 gr kostik soda (na oh)
• 250 cc air panas
• 750 cc air
b.      Campuran garam:
• 10 gr garam diazo…..
• 2 liter air

Gambaran proses pewarnaan dengan Napthol:




2.  Sedangkan macam-macam Naptol :
· NAPTHOL  AS           
•NAPTHOL  AS-D       
•NAPTHOL  AS-G       
•NAPTHOL  AS-OL     
•NAPTHOL  AS-BO     

3.  Sedangkan macam-macam Garam :
· GARAM KUNING G
· GARAM R
· GARAM ORANGE GR
· GARAM ORANGE GG
· GARAM GG

1.   B. Zat pewarna Indigosol, memiliki sifat :
a.    Memiliki warna dasar muda dan mudah larut dalam     air dingin.
b.    Setiap warna disebutkan pada zar warna indigosol dengan tambahan kode tertentu di belakangnya.
c.     Dapat digunakan untuk teknik celup dan colet
d.    Warna cat timbul melalui proses oksidasi langsung di bawah sinar matahari atau dengan zat asam

1. Proses pewarnaan
a.       Zat warna indigosol, Standar pewarnaan untuk 1 m kain dengan campuran :
·      3-5 gr INDIGOSOL
·      6-10 gr Na NO2
·      3-5 gr TRO
·      250 cc AIR PANAS
·      750 cc AIR
b.       Sedangkan untuk mengunci warna :
·      2 cc HCl
·      5 LITER AIR
Gambaran proses pewarnaan dengan Indigosol:


READ MORE >> Pewarnaan Dengan Pewarna Kimia

Sabtu, 19 November 2011

Sejarah Batik Wukirsari


Sejarah
     Keberadaan batik tulis Wukirsari memang bermula dari tradisi yang telah berumur ratusan tahun. Sejarah batik tulis Wukirsari tidak lepas dari keberadaan dua makam kerabat Kraton Yogyakarta dan Surakarta, yang dibangun di wilayah tersebut pada tahun 1600-an. Kedua makam tersebut adalah Pasareyan (makam) Giriloyo dan Makam Raja-raja Mataram. Ketika kerabat kraton berziarah ke kedua makam tersebut, terjadilah interaksi antara mereka dengan penduduk sekitar. Seiring dengan interaksi tersebut, diajarkan pula keahlian membatik, sehingga akhirnya penduduk Desa Wukirsari dapat memenuhi kebutuhan batik kraton.
     Keahlian tersebut ternyata tetap lestari hingga ratusan tahun kemudian. Sampai sekarang, membatik telah menjadi bagian tradisi penduduk     Wukirsari, sekaligus menjadi mata pencaharian sebagian besar kaum perempuannya. Untuk mewadahi aktivitas membatik tersebut, didirikanlah kelompok-kelompok batik yang kemudian bergabung menjadi sebuah paguyuban yang diberi nama Paguyuban Batik Tulis Giriloyo.
     Paguyuban Batik Tulis Giriloyo merupakan wadah dari kelompok-kelompok batik tulis di Desa Wukirsari. Paguyuban ini terdiri dari 12 kelompok batik tulis yang berada di Dusun Karang Kulon, Giriloyo, dan Cengkehan. Keduabelas kelompok batik tersebut adalah Batik Bima Sakti, Berkah Lestari, Bima Sakti, Giri Indah, Batik Giriloyo, Sekar Arum, Sekar Kedhaton, Sido Mukti, Sri Kuncoro, Suka Maju, Sungging Tumpuk, dan Pinggir Gunung.


READ MORE >> Sejarah Batik Wukirsari

Rabu, 16 November 2011

Tugas Siswa Desain Kain

CONTOH DESAIN UNTUK TUGAS SISWA 


Berikut kami sampaikan beberapa contoh desain untuk tugas Akhir Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012. Desain berikut masih cukup sederhana, silahkan untuk dikembangkan lebih lanjut...
Contoh Topeng Wajah Manusia







Contoh Gambar Perahu Layar




Contoh Desain Ikan

READ MORE >> Tugas Siswa Desain Kain

MENGENAL DASAR-DASAR MOTIF

MENGENAL DASAR-DASAR MOTIF
(Bag I)

Motif (ornamen) merupakan salah satu  seni hias yang paling dekat dengan kriya / seni batik apalagi jika dikaitkan dengan berbagai hasil produknya, oleh karena itu untuk membuat dan mengembangkan atau merintis suatu keahlian pada bidang kriya / seni batik peranan   motif menjadi sangat penting. Disamping itu dalam hal hias-menghias, merupakan salah satu tradisi di Indonesia yang tidak kalah pentingnya dan tidak dapat dipisahkan dengan cabang-cabang seni rupa lainnya. Peranan   motif sangat besar, hal ini dapat dilihat dalam penerapannya pada berbagai hal meliputi: bidang arsitektur, alat-alat upacara, alat angkutan, benda souvenir, perabot rumah tangga, pakaian dan sebagainya, untuk memenuhi berbagai aspek kehidupan baik jasmaniah maupun rokhaniah.
Untuk mempelajari dan menghayati bentuk serta arti seni ornamen, terlebih sampai pada sejarah, makna simbolis, gaya, jenis, cara pengungkapan, fungsi atau penerapannya pada suatu benda atau bangunan dan lain-lain, diperlukan suatu pengetahuan serta kemahiran (skill) tertentu dan waktu yang panjang, mengingat seni   motif mempunyai berbagai aspek seperti: jenis  motif , corak, perwatakan, nilai, teknik penggambaran, dan penerapan yang berbeda-beda. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk mempelajari, mengerti, menghayati, dan menciptakannya secara baik dengan bertahap, bila didukung oleh kemauan dan rasa ingin tahu yang kuat.

A. PENGERTIAN
Ornamen berasal dari kata “ORNARE” (bahasa Latin) yang berarti menghias.  Dapat juga berarti “dekorasi” atau hiasan, sehingga ornamen/motif sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain ragam hias.
Dalam Ensiklopedia Indonesia motif adalah setiap hiasan bergaya geometrik atau bergaya lain,   motif dibuat pada suatu bentuk dasar dari suatu hasil kerajinan tangan (perabotan, pakaian dan sebagainya) termasuk arsitektur. Dari pengertian tersebut jelas menempatkan   motif /ORNAMEN sebagai karya seni / kriya yang dibuat untuk diabdikan atau mendukung maksud tertentu dari suatu produk, tepatnya untuk menambah nilai estetis dari suatu benda/produk yang akhirnya pula akan menambah nilai finansial dari benda atau produk tersebut.
Dalam hal ini ada  motif yang bersifat pasif dan aktif. Pasif maksudnya motif tersebut hanya berfungsi menghias, tidak ada kaitanya dengan hal lain seperti ikut mendukung konstruksi atau kekuatan suatu benda. Sedangkan motif berfungsi aktif maksudnya selain untuk menghias suatu benda juga mendukung hal lain pada benda tersebut misalnya ikut menentukan kekuatanya (kaki kursi  motif  belalai gajah/ motif  kaki elang)
Pendapat lain menyebutkan bahwa :   motif adalah pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau karya seni. Motif juga merupakan perihal yang akan menyertai bidang gambar (lukisan atau jenis karya lainnya) sebagai bagian dari struktur yang ada didalam.  Pendapat ini agak luas, motif tidak hanya dimanfaatkan untuk menghias suatu benda/produk fungsional tapi juga sebagai elemen penting dalam karya seni / kriya(batik, lukisan, patung, grafis), sedangkan teknik visualisasinya tidak hanya digambar seperti yang kita kenal selama ini, tapi juga dipahat, dan dicetak.
Dalam perkembangan selanjutnya, penciptaan karya seni / kriya Motif tidak hanya dimaksudkan untuk mendukung keindahan suatu benda, tapi dengan semangat kreativitas seniman mulai membuat karya   motif sebagai karya seni / kriya yang berdiri sendiri, tanpa harus menumpang atau mengabdi pada kepentingan  lain. Karya semacam dikenal dengan seni dekoratif (lukisan / Batik atau karya lain yang mengandalkan hiasan sebagai unsur utama).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa:   motif adalah salah satu karya seni / kriya dekoratif yang biasanya dimanfaatkan untuk menambah keindahan suatu benda atau produk, atau merupakan suatu karya seni / kriya dekoratif (seni murni) yang berdiri sendiri, tanpa terkait dengan benda/produk fungsional sebagai tempatnya.


B. MOTIF DAN POLA ORNAMEN

Motif  dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam seni ornamen. Ia merupakan bentuk dasar dalam penciptaan/perwujudan suatu karya ornamen.  Motif meliputi:

a.  Motif  Geometris.
Motif Kawung
Bentuk tertua dari   motif adalah bentuk geometris,  motif  ini lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk pilin, patra mesir “L/T” dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya  motif  ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik, (digambar, dipahat, dicetak)




b.  Motif  tumbuh-tumbuhan.
Motif Bunga
Penggambaran  bentuk  tumbuh-tumbuhan dalam seni   motif dilakukan dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu)  tempat  motif  tersebut diciptakan.  motif  tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang digubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya.




c.  Motif  binatang.
Motif Burung
Penggambaran binatang dalam   motif sebagian besar merupakan hasil gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu ( tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan  motif  lain. Jenis binatang yang dijadikan obyek gubahan antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dll.


d.  Motif  manusia.
Motif Manusia Primitif




Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan  motif yang mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan.












e.  Motif  gunung, air, awan, batu-batuan dan lain-lain.
Motif Alam Benda
Motif  benda-benda alami seperti batu, air, awan dll, dalm penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu  motif  dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan pertimbangan unsur dan asas estetika. Misalnya  motif  bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan  motif  tersebut.








f. Motif  Kreasi/ khayalan yaitu bentuk-bentuk ciptaan yang tidak terdapat pada alam nyata seperti  motif  makhluk ajaib, raksasa, dewa dan lain-lain.
Motif Kalamakara
Bentuk ragam hias khayali adalah merupakan hasil daya dan imajinasi manusia atas persepsinya,  motif  mengambil sumber ide diluar dunia nyata. Contoh  motif  ini adalah :  motif  kala,  motif  ikan duyung, raksasa, dan  motif  makhluk-makhluk gaib lainnya.

Sedangkan yang dimaksud pola adalah suatu hasil susunan atau pengorganisasian dari  motif  tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula. Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara, bali, mataram, pesisiran dan lain-lain. Singkatnya pola adalah penyebaran atau penyusunan dari  motif - motif .

READ MORE >> MENGENAL DASAR-DASAR MOTIF

Persiapan Kain dan Proses Pengerjaan


PROSES PEMBUATAN KAIN BATIK

A. PERSIAPAN
1. NGANJI
  
Sebelum dicap, biasanya mori dicuci terlebih dahulu dengan air hingga kanji aslinya  hilang dan bersih, kemudian di kanji lagi. Motif batik harus dilapisi dengan kanji dengan ketebalan tertentu, jika terlalu tebal nantinya malam kurang baik melekatnya dan jika terlalu tipis maka akibatnya malam akan “mblobor” yang nantinya akan sulit dihilangkan.
Mori dengan kualitas tertinggi [Primisima] tidak perlu dikanji lagi, karena ketebalan kanjinya sudah memenuhi syarat.
2. NGEMPLONG
    Biasanya hanya mori yang halus yang perlu dikemplong terlebih dahulu sebelum dibatik. Mori biru untuk batik cap biasanya bisa langsung dikerjakan tanpa dilakukan pekerjaan persiapan.
    Tujuan dari ngemplong ialah agar mori menjadi licin dan lemas. Untuk maksud ini mori ditaruh diatas sebilah kayu dan dipukul-pukul secara teratur oleh pemukul kayu pula.Mori yang dikemplong akan lebih mudah dibatik sehingga hasilnya lebih baik.
B. TAHAP PENGERJAAN
1. NGLOWONG, Pelekatan malam [lilin] yang pertama.
    Selesai dikemplong mori sudah siap untuk dikerjakan. Teknik pembikinan batik terdiri dari pekerjaan utama, dimulai dari pekerjaan utama, dimulai dengan nglowong ialah mengecap atau membatik motif-motifnya diatas mori dengan menggunakan canting
Nglowong pada sebelah kain disebut juga ngengreng dan setelah selesai dilanjutkan dengan nerusi pada sebelah lainnya, ada dua cara yaitu :
a. Proses Nglowong dengan cap
b. Proses Nglowong dengan canting
   Sejalan dengan ngolowong maka yang dilakukan adalah memberikan isen-isen, yaitu : mengisi rancangan gambar/motif dengan titik-titik, garis, dan ragam hias lainnya dengan menggunakan canting isen-isen

2. Proses Nembok
   Sebelum dicelup kedalam zat pewarna, bagian yang dikehendaki tetap berwarna putih harus ditutup dengan malam. Lapisan malam ini ibaratnya tembok untuk menahan zat perwarna agar jangan merembes kebagian yang tertutup malam.
Oleh karena itu pekerjaan ini disebut menembok, jika ada perembesan karena tembokannya kurang kuat maka bagian yang seharusnya putih akan tampak jalur2 berwarna yang akan mengurangi keindahan batik tersebut. Itulah sebabnya malam temboknya harus kuat dan ulet, lain dengan malam klowong yang justru tidak boleh terlalu ulet agar mudah dikerok.

3. MEDEL, Pencelupan pertama dalam zat warna
3.1 Untuk Pewarnaan Tradisional Yaitu :
    Tujuan Medel adalah memberi warna biru tua sebagai warna dasar kain. Jaman dulu pekerjaan ini memakan waktu berhari-hari karena menggunakan bahan pewarna indigo [bahasa jawanya : tom]
Zat pewarna ini sangat lambat menyerap dalam kain mori sehingga harus dilakukan berulang kali, kini dengan bahan warna modern bisa dilakukan dengan cepat.

3.2 Pewarnaan Kimia :
a. Pencelupan
  Pemberian warna dengan cara mencelupkan ke dalam larutan zat warna yang dikehendakiproses pencelupan bisa dilakukan beberapa kali
b. Pencoletan
    Pemberian warna secara langsung pada bidang kecil dengan menggunakan kuas

4. NGEROK, Menghilangkan malam klowong
    Bagian yang akan di soga agar berwarna coklat, dikerok dengan Cawuk [semacam pisau tumpul dibuat dari seng] untuk menghilangkan malam nya.

5. mBIRONI, Penggunaan malam ke tiga
    Pekerjaan berikutnya adalam mBironi, yang terdiri dari penutupan dengan malam bagian-bagian kain yang tetap diharapkan berwarna biru, sedangkan bagian yang akan di soga tetap terbuka. Pekerjaan mBironi ini dikerjakan didua sisi kain.

6. MENYOGA, Pencelupan kedua
    Menyoga merupakan proses yang banyak memakan waktu, karena mencelup kedalam soga. Jika menggunakan soga alam, tidak cukup hanya satu dua kali saja, harus berulang
Tiap kali pencelupan harus dikeringkan diudara terbuka. Dengan menggunakan soga sintetis maka proses ini bisa diperpendek hanya setengah jam saja. Istilah menyoga diambil dari kata pohon tertentu yang kulit pohonnya menghasilkan warna soga [coklat] bila direndam di air.

7. NGLOROD, Menghilangkan malam
Setelah mendapat warna yang dikehendaki, maka kain harus mengalami proses pengerjaan lagi yaitu malam yang masih ketinggalan di mori harus dihilangkan, caranya dengan dimasukkan kedalam air mendidih yang disebut Nglorod.
READ MORE >> Persiapan Kain dan Proses Pengerjaan

Minggu, 13 November 2011

Program Tahunan Batik


PROGRAM TAHUNAN

                Mata Pelajaran        : MULOK BATIK
                Kelas / Program      : X
                                                Semester                 : 1
                                                Tahun Pelajaran      : 2011 / 2012


SEM
No.
SK
STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR
ALOKASI WAKTU
 ( JP )
MATERI POKOK.
1
1
1.1 Mengidentifikasi keunikan gagasan dan teknik  dalam karya seni Batik Tradisional

2 X 45
menit









·     Pengertian Seni Batik
·     Unsur seni Batik
·     Fungsi dan tujuan seni batik
·     Pengetahuan klasifikasi batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi
·     Sejarah batik di indonesia
·     Pengetahuan batik tradisional
·     Filosofi batik
1.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap  keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni Batik Tradisional

2 X 45
menit


·     Pengertian Apresiasi
·     Aspek yang dinilai dalam berapresiasi seni karya seni batik tradisional
·     Tingkat tingkatan apresiasi
1.3   Pengetahuan alat dan bahan Batik
2 X 45 menit


·    Pengertian bahan dan alat
·    Jenis, fungsi dan sifat alat dan bahan yang digunakan untuk membuat batik tulis
·    Mengidentifikasi alat dan bahan batik tulis
·    Media yang dapat dibatik
1.4    Pengetahuan zat pewarna Batik
1 X 45 menit

·    Pengertian zat warna batik
·    Jenis, sifat dan fungsi zat warna batik
·    Komposisi pencampuran zat warna batik




2
2.1  Mengenal Motif Batik Geometris dan Non Geometris


2 X 45
menit

·   Pengertian Batik Geometris dan batik non geometris
·   Jenis-jenis motif batik geometris dan motif batik non geometris
2.2  Merancang ragam hias Motif Batik Geometris dan Non Geometris

5 X 45
menit

·   Merancang gambar motif batik geometris dan non geometris
·   Membuat sketsa gambar motif batik geometris dan non geometris dengan teknik gambar mistar
2.3    Membuat karya batik tulis motif geometris dan non geometris
14 X 45
menit

·   Memindahkan sketsa /desain gambar motif batik geometris dan non geometris dari media kertas ke kain
·   Persiapan bahan dan alat yang diperlukan dalam proses membuat karya batik tulis motif geometris dan non geometris
·   Pemalaman (Mencanting)
·   Pewarnaan
·   Pelorotan



JUMLAH
28 jp

READ MORE >> Program Tahunan Batik